Implementasi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)

Implementasi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Artikel

Implementasi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)

  • By Admin
  • Posted on 28 Februari 2024

Implementasi 5S 
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)

28 Februari 2024
By : admin
Bagi anda yang pernah berinteraksi dengan dunia pabrik tentunya tidak asing dengan istilah 5S. Pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan teratur.  Mereka berpikir keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah. Program 5S dipandang sebagai usaha untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi  dari para pemecah masalah (problem solver).
Saat ini, program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai negara. Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini memusatkan  perhatiannya terhadap pengurangan segala  pemborosan (waste). 5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di tempat kerjanya.
Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke). Masing-masing S dalam 5S beserta penjelasannya dijelaskan di bawah ini.
1S – Seiri
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna;  barang berguna disimpan dan barang tidak berguna dibuang.
Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy,  yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.
2S – Seiton
Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari, 
dan aman, serta diberi indikasi.Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.
3S – Seiso
Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown maupun dalam rangka program preventive maintenance (PM).Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran agar lingkungan kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.
 4S–Seiketsu

Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi 
dan bersih menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri, seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan  diperiksa secara teratur dan berkala.
 
5S – Shitsuke
Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja: (1) Disiplin terhadap standar, (2) Saling menghormati, (3) Malu melakukan pelanggaran, dan (4) Senang melakukan perbaikan.
Padanan  5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Padanan 5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
JEPANG    INDONESIA    INGGRIS
5S    5R    5S    5P    5K    5S
1S    Seiri    Ringkas    Sortir    Sisih    Pemilahan    Ketertiban    Sort
2S    Seiton    Rapi    Susun    Susun    Penataan    Kerapihan    Set in Order
3S    Seiso    Resik    Sapu    Sasap    Pembersihan    Kebersihan    Shine
4S    Seiketsu    Rawat    Standardisasi    Sosoh    Penjagaan    Kelestarian    Standardize
5S    Shitsuke    Rajin    Swa-disiplin    Suluh    Penyadaran    Kedisiplinan    Sustain
Suksesnya 5S terletak pada sejauhmana orang melakukan 5S sebagai suatu kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya. Di bawah ini saya telah merangkum hal-hal penting untuk pelaksanaan program 5S berdasarkan beberapa literatur dan juga perspektif pribadi saat menyaksikan langsung aktivitas 5S di tempat kerja.
o    Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas sampai level bawah.
o    Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas.
o    Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari sekedar program kebersihan maupun housekeeping management.
o    Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya.
o    Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan  aktivitas 5S secara efektif.
o    Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk menilai performance.
o    Membutuhkan edukasi tentang konsep  dan keuntungan aktivitas 5S.
Poin penting keberhasilan pelaksanaan program 5S
1.    5S tidak sulit untuk dipahami, tapi 5S sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar. 
2.    5S memerlukan kegigihan, kebulatan tekad, dan memerlukan usaha yang terus menerus. 
3.    5S mungkin tidak akan memberikan hasil yang dramatis, namun 5S membuat pekerjaan lebih mudah. 
4.    5S akan mengurangi pemborosan waktu kerja kita. 
5.    5S akan membuat kita bangga atas pekerjaan kita. 
6.    5S akan meningkatkan produktifitas kerja dan mutu yang lebih baik, sedikit demi sidikit, namun terus menerus. 
Sumber & Rujukan Lain:
Fearing, R.C. & Hong, T.H. (2004). 5S’s and Waste Walks [PDF document]. Retrieved from MIT OpenCourseWare:  
Hirano, H. (2009). JIT implementation manual : The complete guide to just-in-time manufacturing. 
LeanIndonesia.com. (2011, June 19). Sekilas tentang 5S. 
Osada, T. (2004). Sikap kerja 5S (5th ed.). (Mariani Gandamiharja, Trans.). Jakarta: PPM. (Original work published 1991).